Relationship
Main Article 2018 _ Mengatur Jarak Kehamilan Perlukah

Mengatur Jarak Kehamilan, Perlukah?

“Kejar setoran!” Istilah ini sering tertuju pada pasangan suami-istri (pasutri) yang ngebet ingin punya anak lagi. Padahal, baru saja sang istri melahirkan. Sebagian pasutri lainnya justru mengatur jarak kehamilan. Jadi, seberapa perlukah mengatur jarak kehamilan itu?

Alasan yang sering dikemukakan oleh pasutri yang ‘kejar setoran’ adalah sekalian lelah mengurus dua atau tiga balita sekaligus. Alasan lain, banyak anak, banyak rezeki sehingga perlu mempersiapkan kehamilan sejumlah anak yang diinginkan.

Memang, berapapun anak yang diinginkan pasangan adalah hak dari pasangan tersebut, meskipun banyak anak tampaknya tidak lagi menjadi tren akibat gencarnya ajakan pengendalian jumlah penduduk dunia yang kini mencapai tujuh miliar.

 

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 1

Terlepas dari hal tersebut di atas, yang perlu dipertimbangkan adalah mengatur jarak kehamilan. Berdasarkan beberapa literatur dan penelitian, jarak kehamilan adalah interval antara kehamilan yang satu dengan kehamilan selanjutnya.

Berapa jarak ideal untuk kehamilan berikutnya? Bagi yang melahirkan normal, bergantung pada kesepakatan pasutri itu sendiri. Apakah sudah siap untuk kembali mengasuh anak yang jaraknya berdekatan ataukah tidak? Bahkan, jika ingin langsung hamil kembali, secara medis diperbolehkan. Hanya saja disarankan, kehamilan berikutnya diatur pada saat si kecil sudah berusia dua hingga lima tahun agar kebutuhan psikologis anak sudah terpenuhi sehingga ia dapat menerima adiknya dengan lebih siap.

 

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 2

Sedangkan bagi ibu pascabersalin dengan cara caesar, jarak ideal untuk kembali hamil sekitar 18 bulan. Rentang waktu ini diperlukan untuk memberi kesempatan pada ibu agar dapat melahirkan normal. Itupun jika syarat-syarat untuk melahirkan normal terpenuhi. Untuk itu, sebelumnya ibu akan menjalani semacam scoring test kemampuan dapat tidaknya ibu melahirkan normal (vaginal birth after caesarean scores).

Jarak kehamilan yang berdekatan (di bawah rentang waktu 18 bulan) amat tidak disarankan karena berisiko tinggi.  Luka jahitan yang baru sembuh dapat teregang kembali akibat kehamilan. Apalagi pada teknik caesar dengan membuka lapisan bawah rahim membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.

 

Lebih rincinya, berikut adalah beberapa manfaat mengapa pasutri perlu menjaga waktu kehamilan:

 

MENJAGA KESEHATAN ORANGTUA SETELAH MELAHIRKAN

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 3

Setelah melahirkan, kesehatan seorang ibu belum sepenuhnya pulih. Kondisinya masih lemah dan belum sekuat dulu bahkan hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Begitu pula dengan kesehatan ayah yang kerap terjaga menemani sang ibu.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

MENGURANGI RISIKO PENYAKIT

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 4

Jarak kelahiran yang terlalu dekat juga bisa menimbulkan risiko penyakit bagi para ibu. Mereka bisa kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia pada kehamilan selanjutnya. Sistem kardiovaskular ibu juga dipengaruhi jarak kelahiran. Selain itu, bayi Anda belum tentu mendapat nutrisi optimal jika lahirnya berdekatan.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

 

MENDEKATKAN HUBUNGAN ANTARA ORANGTUA & ANAK

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 5

Usia anak yang terlalu dekat jaraknya sering membuat orangtua kesulitan membagi perhatian. Belum selesai mengurus si sulung, Anda sudah harus sigap mengurus keperluan si bungsu.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

 

MEMPERSIAPKAN URUSAN FINANSIAL

Sub Article 2018 _ Jarak Kehamilan 6

Taraf hidup orang Indonesia semakin meningkat. Sebagai orangtua, tentu ingin jika anaknya mendapat fasilitas terbaik. Mengatur jarak kelahiran bisa membuat Anda lebih siap dalam merencanakan urusan finansial untuk keluarga Anda. Ini membuat Anda tidak merasa dikejar-kejar waktu dan stres terhadap masa depan anak.

♥   ♥   ♥   ♥   ♥

Posted : 21 April 2018


INSTAGRAM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *